Ditengah pandemi Covid-19 yang entah kapan mereda, sebagian masyarakat dihadapkan pada banjir yang kini melanda. Apa yang harus dilakukan?
JAKARTA, Indosafety.id – Banjir yang kini melanda sebagian wilayah di Indonesia, memaksa ribuan orang keluar rumah untuk mengungsi ke sejumlah lokasi yang lebih aman.
Ironisnya, di saat bersamaan, pandemi Covid-19 yang sudah berkecamuk sejak 2 Maret 2020, hingga kini belum juga mereda. Pandemi mengharuskan orang untuk tetap tinggal di rumah (stay at home).
Situasi paradoksal ini tentu harus diantisipasi agar banjir tak membawa petaka baru bagi masyarakat. Utamanya pada pertambahan jumlah kasus baru Covid-19.
Sejauh ini, sebagaimana dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, belum ada laporan ihwal lokasi dan pengungsian banjir yang menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Baca juga: Banjir Bisa Memperburuk Pandemi Covid-19
Akan tetapi, protokol kesehatan tetap wajib dilakukan untuk mencegah risiko penularan. “Tetap protokol kesehatan ya. Terutama kalau nanti di tempat penampungan sementara (pengungsian),” kata dr Nadia sebagaimana dilansir detik.com, Sabtu (20/2/2021).
Menanggapi situasi yang sulit di sejumlah lokasi banjir, dr Nadia menyebutkan, yang penting 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus tetap dijalankan.
Terpisah, dalam keterangan persnya secara virtual, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengkhawatirkan apabila tempat pengungsian tidak cukup bagi warga yang mengungsi ketika tempat kediamannya terendam banjir.
Ia mengingatkan, kelompok rentan perlu dipisahkan dengan kelompok muda di lokasi pengungsian guna mengantisipasi risiko penularan Covid-19.
“Strateginya, skenarionya, skemanya, pemisahan kelompok yang rentan dan yang usia muda. Kelompok rentan di sini adalah lansia, mereka yang punya komorbid, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui,” kata Doni Monardo dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (20/2/2021). (Hasanuddin)