Kasus baru positif Covid-19 di Indonesia mengalami tren peningkatan signifikan sejak pertengahan kedua November 2020. Tetapi apa yang terjadi pada Kamis (3/12/2020) sungguh mengejutkan. Pada hari itu, dalam kurun waktu 24 jam terakhir, terjadi pertambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 8.369! Apa penyebabnya?
JAKARTA, Indosafety.id – Sejak Indonesia mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020, kini sudah sembilan bulan negeri ini diselimuti pandemi virus SARS-CoV-2.
Setelah sembilan bulan, alih-alih mereda dan grafiknya melandai, Covid-19 malah semakin mengamuk di Bumi Pertiwi. Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya jumlah kasus harian sejak pekan ketiga Agustus 2020 dan terasa kian menjadi memasuki pekan kedua November hingga sekarang ini.
Pada Kamis (3/12/2020), jumlah total kasus positif Covid-19 di Indonesia tercatat di angka 557.877 dengan kematian 17.355, dan sembuh 462.553. Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, jumlah total kasus positif sebanyak 557.877 pada Kamis itu setelah terjadi penambahan kasus baru sebanyak 8.369 dalam sehari.
Baca juga: Positif Covid-19 Tembus 8.369 Sehari: JANGAN KASIH KENDOR!
Jumlah kasus baru yang terpapar Covid-19 pada Kamis itu jauh lebih tinggi dari angka kesembuhan yang pada waktu yang sama bertambah 3.673, dari 458.880 pada Rabu (2/12/2020) menjadi 462.553.
Wiku menyebut penambahan kasus harian Covid-19 lebih dari 8.000 kasus itu merupakan angka yang sangat besar dan tidak bisa dibiarkan terus naik. Wiku bahkan menyebut pertambahan jumlah kasus baru yang terjadi dalam sehari itu sebagai rekor baru kasus harian.
“Beberapa hari terakhir ini penambahan kasus harian terus mencetak rekor baru. Sebelumnya belum pernah di atas 5.000, per hari ini lebih 8 ribu. Ini adalah angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/12/2020).
Adanya pertambahan kasus baru sebanyak itu memang cukup mengejutkan banyak pihak. Sebab angka pertambahannya dua kali lipat dari tren yang terjadi pada pekan-pekan itu dan rata-rata berada di kisaran angka 4.000 kasus/hari.
Lantas, mengapa hal ini terjadi dan apa penyebabnya?
Wiku menjelaskan penyebab penambahan kasus harian Covid-19 yang menembus angka hingga 8.369 itu. Salah satunya, kata Wiku, disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, pelaporan dan validasi data dari provinsi secara real time.
“Sebagai contoh, Papua hari ini melaporkan 1.755 kasus yang mana merupakan akumulasi penambahan kasus positif sejak 19 November hingga hari ini,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Menaker Positif Covid-19, Jalani Isolasi Mandiri
Untuk itu, Wiku mengimbau kepada pemerintah daerah untuk melakukan konsolidasi data dengan pemerintah pusat sesegera mungkin.
Faktor kedua, lanjut Wiku, disebabkan masyarakat yang semakin tidak mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
Data Satgas Covid-19 menyebutkan, tren kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan terus mengalami penurunan sejak libur panjang 28 Oktober- 1 November 2020. “Jika terus seperti ini, fasilitas kesehatan sebanyak apapun tidak akan cukup untuk menampung lonjakan kasus,” ujar Wiku.
Dikatakan Wiku, tren kepatuhan, turun terus sampai pemantauan pada 27 November. “Persentase kepatuhan masyarakat memakai masker hanya 59,2 persen. Lalu, tren kepatuhan menjaga jarak 42,5 persen. Padahal hasil studi menunjukkan, minimal 75 persen masyarakat harus patuh memakai masker jika ingin menekan laju kasus,” Wiku menegaskan.
Baca juga: Lebih 56 Ribu Anak Indonesia Positif Covid-19!
Untuk itu, Wiku mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada. Tak terkecuali di rumah sekalipun demi menekan laju kasus penularan Covid-19.
“Mohon diperhatikan, kelalaian mematuhi protokol kesehatan ini sangat fatal. Jangan menunggu kasus harian tidak terkendali untuk semakin disiplin. Target menurunkan laju kasus tidak akan sulit jika semua masyarakat sadar bahwa kita tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja,” ujar Wiku.
Selain itu, Satgas Covid-19 juga mengimbau kepada pemerintah daerah untuk tegas menindak para pelanggar protokol kesehatan. (Hasanuddin)