Proses pengangkatan balok beton (girder) bentang 40,6 meter berbobot 90 ton yang akan dipasang pada bentang pilar P2 – P3 Main Road Serpong Junction, proyek tol Serpong – Cinere, tepatnya berada di Kampung Cilalung, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (21/2/2019) dinihari silam. (Foto: Dok Hasanuddin)
Pemasangan balok beton (girder) bentang puluhan meter pada proyek konstruksi jalan layang (elevated) bukan perkara mudah dan bisa dilakukan dengan cepat. Pada setiap balok beton terpasang, ada puluhan orang yang bekerja ekstra penuh dengan perhitungan dan perencanaan matang.
TANGERANG SELATAN, Indosafety.id – Bulan nyaris berada tepat di atas kepala ketika handy talky (HT) yang dipegang Kwatantra, Project Manager Tol Serpong – Cinere PT Waskita Karya (Persero) Tbk, terdengar suara ucapan “Bismillahirrohmanirokhim,” pada Kamis (21/2/2019) pukul 00.15 WIB. Semua orang yang mendengarnya, langsung membalasnya dengan ucapan yang sama.
“Ucapan basmalah merupakan tanda bahwa proses erection (pemasangan) girder dimulai,” kata Kwatantra kepada Indosafety yang pada tengah malam itu hadir di lokasi pemasangan girder pada bentang pilar P2 – P3 Main Road Serpong Junction, proyek tol Serpong – Cinere, tepatnya berada di Kampung Cilalung, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Bulan tampak bulat, meski tak sempurna. Sisa-sisa supermoon yang berlangsung satu malam sebelumnya, masih jelas terlihat. Ukuran bulan dari penglihatan di bumi, masih terlihat sedikit besar dibanding biasanya. Sinarnya tiba-tiba saja meredup sesaat setelah ucapan Basmalah riuh terdengar di HT.
Baca juga: Pekerja Ketinggian Harus Kompeten & Mengantongi Sertifikat K3
Kala itu, gumpalan besar awan hitam mendadak melintas di angkasa dan menyelimuti tubuh Sang Rembulan. Sebelum muncul aneka penafsiran atas peristiwa alam yang terjadi di tengah malam itu, beruntung gumpalan awan hitam yang menyelimuti bulan itu segera terurai, terbawa embusan angin. Sang rembulan pun kembali menampakkan batang hidungnya, meski hanya separuhnya saja.
Dalam kesenyapan malam, sayup-sayup terdengar suara sirine dari arah supercrane warna kuning yang sedari tadi sudah terparkir, pertanda proses pengangkatan dan pemasangan balok beton (girder) dimulai. “Kami targetkan malam ini bisa terpasang tiga girder. Malam sebelumnya sudah terpasang dua girder. Semuanya dibutuhkan delapan girder,” terang Kwatantra.
Kedelapan girder itu harus terpasang, dan berfungsi menghubungkan antara pier head yang satu dan lainnya. Kedelapan balok beton (girder) yang terpasang pada jembatan (menghubungkan dua pier head) itu nantinya akan berfungsi sebagai landasan (fondasi) bagi jalan tol Serpong – Cinere yang akan dibangun di ketinggian (elevated).
Sekitar setengah jam sebelumnya atau Rabu (20/2/2019) pukul 23.45 WIB, dilakukan tool box meeting (TBM) di sebuah tenda yang berdiri di area proyek. TBM adalah sebuah briefing singkat yang dilakukan tim sebelum pekerjaan pemasangan girder dilakukan.
Baca juga: Mengukir Rekor di Proyek Tol Cimanggis – Cibitung
TBM merupakan agenda yang rutin digelar sebelum melakukan pekerjaan, apapun jenis dan bentuk pekerjaan yang dilakukannya. Dalam briefing singkat itu biasanya dibahas aneka hal terkait pekerjaan yang akan dilakukan utamanya terkait aspek keselamatan kerja (safety).
Pada malam jelang pergantian hari dari hari Rabu ke hari Kamis itu, TBM dipimpin Kwatantra selaku Project Manager (PM) atau Kepala Proyek (biasa disapa Kapro) proyek tol Serpong – Cinere. TBM dihadiri sekitar 20 orang yang berasal dari berbagai unsur terkait seperti dari HSE, pekerja proyek, perwakilan dari PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) selaku pengelola (dikenal dengan istilah owner atau pemilik), dan sebagainya.
Juga turut hadir perwakilan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) selaku pihak yang memberikan izin pemasangan girder pada malam hari kepada PT Waskita Karya sebagai kontraktor proyek pembangunan jalan tol Serpong – Cinere. Girder-girder yang harus dipasang itu berada di atas rel kereta jalur Jakarta – Merak.
Sebelum Kwatantra menyampaikan arahannya kepada peserta TBM, seorang petugas pengawas HSE atau HSE Inspector yang berasal dari unsur TNI terlebih dahulu melakukan evaluasi atas pelaksanaan pemasangan girder yang berlangsung pada malam sebelumnya. Meski pemasangan dua girder pada Rabu (20/2/2019) dinihari berlangsung sukses, toh petugas HSE Inspector dari unsur TNI itu tegas menyatakan bahwa proses pemasangan girder berlangsung secara berantakan.
Terutama kinerja yang dilakukan oleh tim yang bertugas di ketinggian. “Teman-teman yang bertugas di ketinggian terlihat berantakan. Baru memasang body harness di lokasi kerja. Jadi terlihat berantakan. Saya tidak mau kejadian itu terulang pada malam hari ini,” kata petugas HSE Inspector yang berseragam loreng-loreng itu.
Petugas HSE Inspector itu pun meminta tim yang bertugas di ketinggian (berseragam biru) untuk keluar dari barisan dan maju ke depan. Ada 11 orang. Tim itu tegas diminta untuk memakai body harness terlebih dahulu sebelum berangkat menuju lokasi kerja.
Usai dilakukan evaluasi kinerja tim oleh HSE Inspector, Kapro Kwatantra kemudian menyampaikan arahan-arahannya terkait pekerjaan yang akan dilakukan tim. Saat menyapa tim, Kwatantra berteriak “Selamat pagi rekan-rekan….” dengan lantang sambil mengepalkan tinjunya ke udara, dan kemudian dijawab “Selamat Pagi” secara lantang pula oleh para peserta TBM.
Baca juga: Permenaker No 9/2016 Hadir Untuk Meminimalisir Dampak Pekerja Jatuh dari Ketinggian
Meski saat itu tengah malam, sapaan yang diucapkan oleh pimpinan kepada jajaran selalu selamat pagi. “Ya sapaan itu yang selalu kita ucapkan. Mau pagi, siang, sore, malam, atau bahkan tengah malam seperti sekarang ini. Tetap kita menyapanya dengan ucapan Selamat Pagi. Tujuannya ya tentu saja mengobarkan semangat tim atau para pekerja,” Kwatantra memberikan alasannya kepada Indosafety.
Berkali-kali pria muda asal Yogyakarta berusia 32 tahun ini mengingatkan seluruh anggota anggota tim untuk selalu mengedepankan dan mengutamakan keselamatan (safety) dalam pekerjaan pemasangan girder yang akan dilakukan pada malam itu. Kwatantra lalu memompa semangat seluruh anggota tim yang mengikuti TBM dengan mengucapkan kata-kata “Safety….” yang dijawab para peserta TBM dengan kata “Yes.” Dilanjutkan dengan meneriakkan kata “Accident” dan dijawab tim dengan kata “No.”
Acara TBM yang berlangsung sekitar 20 menit menjelang proses pemasangan girder pada proyek tol Serpong – Cinere di lokasi proyek di Kampung Cilalung, Serpong, Tangsel itu diakhiri dengan pembacaan doa bersama. (bersambung/Hasanuddin)
*) Artikel ini pernah dimuat di majalah Isafety edisi Maret 2019 dengan judul “MENGINTIP PROSES PEMASANGAN GIRDER: RUMIT & MELIBATKAN BANYAK PIHAK” dan pewarta yang sama.