CHINA, Indosafety.id – Sebuah tambang batubara yang berlokasi di Distrik Yintai, Kota Tongchuan, Provinsi Shaanxi, China, meledak, Rabu (4/11/2020) pukul 13.00 waktu setempat. Delapan pekerja dinyatakan belum diketahui nasibnya.
Dilansir dari laman Antara yang mengutip media China, pencarian para korban dan pemindahan puing-puing akibat ledakan masih terus dilakukan.
Pada saat peristiwa tersebut terjadi di areal pertambangan batu bara terdapat 42 pekerja yang sedang melakukan aktivitas di bawah tanah. Tim SAR setempat berhasil mengevakuasi 34 pekerja lainnya dalam keadaan selamat.
Peristiwa itu merupakan kasus kecelakaan kerja teranyar yang terjadi di lokasi pertambangan batu bara di China. Kasus kecelakaan kerja dalam sektor industri pertambangan, utamanya batu bara, begitu sering terjadi di China.
Tak heran jika kemudian aspek keselamatan di area tambang batu bara di China disebut-sebut paling buruk di dunia. Apalagi kecelakaan kerja yang terjadi itu acap berakhir dengan kematian para pekerja.
Setiap tahunnya ratusan pekerja meregang nyawa di lokasi tambang batu bara di China. Menurut Administrasi Keselamatan Tambang Batu Bara Nasional Cina sebagaimana dikutip dari AFP, pada 2014 jumlah kematian pekerja di lokasi pertambangan tercatat 931 orang. Jumlah kematian pekerja tambang kemudian berkurang ke angka 375 orang di tahun 2017 dan turun menjadi 333 orang di 2018.
Baca juga: Tambang Batu Bara, Area Kerja Paling Mematikan di China
Guna memberikan gambaran bagaimana seringnya kasus kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi tambang batu bara di China, Indosafety,id berusaha merangkumnya dari berbagai sumber yang diperoleh seperti kantor berita Xinhua News, CCTV, AFP, AP, Reuters, Al Jazeera, VoA Indonesia, dan Antara.
Berbagai peristiwa yang terjadi tersebut kemudian dipilih secara random. Lalu mengelompokanya berdasarkan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja hingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa di kalangan para pekerja tambang batu bara di China.
Ledakan
Kasus kecelakaan kerja yang dipicu terjadinya ledakan di lokasi tambang batu bara di China merupakan peristiwa yang paling sering terjadi. Pemicu terjadinya ledakan beraneka ragam mulai dari bahan peledak hingga gas. Ledakan itu mengakibatkan lokasi tambang runtuh dan tertutup tanah dan bebatuan.
Selain kasus yang tjerjadi di Kota Tongchuan, Provinsi Shaanxi, Rabu (4/11/2020), sebelumnya kasus serupa terjadi di Provinsi Guizhou, Selasa (17/12/2019). Peristiwa yang terjadi di tambang batu bara Guanglong di Kabupaten Anlong, Provinsi Guizhou, wilayah barat daya China itu mengakibatkan 14 pekerja tambang meregang nyawa.
Sebulan sebelumnya, kasus ledakan juga terjadi di pertambangan batu bara di Provinsi Shaanxi pada Selasa (19/11/2019) dan menewaskan 15 pekerja. Xinhua melaporkan sebanyak 35 penambang sedang bekerja di bawah tanah ketika ledakan terjadi. Tetapi 11 penambang mampu melarikan diri dan sembilan lainnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
Sementara peristiwa serupa yang terjadi di tambang batu bara swasta Lijiagou di Kota Shenmu, Provinsi Shaanxi, pada Sabtu (12/1/2019) mengakibatkan 21 pekerja tambang meregang nyawa di lokasi kejadian. Kasus kecelakaan kerja di area tambang batu bara ini sudah beberapa kali terjadi.
Menurut pemberitahuan pemerintah yang dilansir SCMP, tambang batu bara Lijiagou mendapat izin beroperasi pada 2016 untuk produksi 900.000 ton batu bara per tahun. Namun baru beroperasi beberapa bulan, kecelakaan kerja fatal terjadi.
Pada 2017, setelah dilakukan penelitian oleh pemerintah, pemilik tambang, Perusahaan Tambang Baiji, diperintahkan menunda operasional tambang sementara untuk dilakukan peningkatan standar keselamatan demi mencegah terjadinya kecelakaan serius terulang. Tampaknya, hal itu tidak dilakukan hingga puncaknya terjadi pada Sabtu (12/1/2019).
Pada 13 Oktober 2018, 33 pekerja tambang tewas dalam ledakan tambang batu bara di Provinsi Chongqing. Sebelumnya lagi, pada September 2018, 18 tewas dalam ledakan tambang di wilayah Ningxia barat laut.
Lalu pada Selasa (29/11/2016), 32 pekerja tambang batu bara meregang nyawa dalam peristiwa ledakan yang terjadi di sebuah pertambangan batu bara swasta di kota Qitaihe (Chifeng), Provinsi Heilongjiang.
Xinhua melaporkan, ledakan itu menyebabkan lokasi tambang yang dioperasikan Baoma Mining Co. Ltd itu tertimbun material bebatuan. Saat ledakan terjadi, ada 181 pekerja tengah bekerja di bawah tanah.
Dari jumlah itu, 149 orang di antaranya berhasil menyelamatkan diri. Sisanya (32 pekerja), terjebak di dalam tanah. Upaya penyelamatan korban dilakukan selama berhari-hari. Pada Minggu (4/12/2016), pemerintah China mengumumkan bahwa seluruh pekerja yang berjumlah 32 orang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Satu bulan sebelumnya, 13 pekerja tewas dalam insiden ledakan gas di area tambang batu bara swasta Jinshangou di wilayah Chongqing, Senin (31/10/2016). Atas peristiwa itu, pemerintah setempat menutup sementara operasional Jinshangou, perusahaan swasta yang memroduksi batu bara 900.000 ton/tahun.
Sebelumnya pada Rabu (23/3/2016), setidaknya 19 pekerja tambang tewas dalam ledakan yang terjadi di tambang batu bara Kota Shuozhuo, Provinsi Shaanxi. Pengelola tambang tersebut adalah perusahaan swasta, Shanxi Datong Coal Mine Group.
Hirup Gas CO
Sementara itu, sebanyak 16 pekerja tambang meregang nyawa dan satu lainnya dalam kondisi kritis setelah terperangkap di bawah tanah di lokasi tambang batu bara di wilayah barat daya China, Minggu (27/9/2020). Media setempat, CCTV melaporkan, sabuk pengangkut di lokasi tambang terbakar pada dini hari waktu setempat.
Kebakaran itu menyebabkan gas karbon monoksida (CO) bocor ke dalam area tambang pada taraf yang berbahaya. Sebanyak 16 pekerja tambang kemudian ditemukan dalam kondisi tak bernyawa karena keracunan setelah menghirup gas itu.
Kantor berita Xinhua melaporkan, lebih dari 100 penyelamat dan petugas medis berada di lokasi tambang yang berada di luar Kota Chongqing itu.
Menurut Pemerintah Distrik Qijiang dalam pernyataan yang disampaikan di platform media sosial Weibo, tambang batu bara Songzao, tempat terjadinya kecelakaan kerja fatal tersebut, dimiliki oleh BUMN energi China, Chongqing Energy.
Banjir
Area pertambangan yang berada di dalam tanah, sering digenangi air ketika musim hujan tiba. Di China, selain ledakan yang memicu runtuhnya lokasi tambang dan gas beracun CO, air juga menjadi risiko berbahaya yang mengancam keselamatan para pekerja tambang.
Pada April 2017 lalu, misalnya, banjir yang terjadi di dua lokasi tambang batu bara di China menewaskan sedikitnya 15 pekerja tambang. Xinhua News melaporkan pada Minggu (15/4) sedikitnya 10 pekerja tambang dipastikan tewas ketika lokasi tambang yang berada di bawah tanah di Provinsi Shaanxi digenangi air.
Hujan deras yang turun sejak Jumat (13/4) mengakibatkan lokasi tambang tergenang air. Selain di Shaanxi, Xinhua memberitakan banjir juga menewaskan sedikitnya 5 pekerja tambang di sebuah lokasi tambang batu bara di Provinsi Henan tengah.
Kecelakaan Kendaraan
Kecelakaan kerja fatal di area tambang batu bara di China juga tidak sedikit yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Dilansir dari AFP edisi Minggu (24/2/2019), misalnya, sebuah kendaraan yang tengah mengangkut puluhan pekerja tambang mengalami kecelakaan di lokasi tambang di Xilingol League di Inner Mongolia.
Kecelakaan pada Sabtu (23/2/2019) itu terjadi ketika kendaraan tengah menuju lokasi tambang yang berada di bawah tanah. Saat melaju di jalanan yang turun, tiba-tiba saja kendaraan kehilangan kendali lalu jatuh dan terbalik.
Akibatnya, 15 pekerja tambang tewas di tempat, 5 lainnya mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit, dan 30 lainnya mengalami cidera. Pemicu kecelakaan adalah rem kendaraan berat itu mendadak tidak berfungsi alias rem blong. (berbagai sumber/Hasanuddin)