CHINA, Indosafety.id – China merupakan negara produsen batu bara terbesar di dunia. Menurut laporan International Energy Agency (IEA) tahun 2018, produksi batu bara China setiap tahunnya mencapai 3,55 miliar ton dan menjadi penyumbang lebih dari 47% kebutuhan batu bara di seluruh dunia.
IEA juga melaporkan, cadangan baru batu bara yang dimiliki China sebesar 114,5 miliar ton. Sementara, dalam laporan yang sama, IEA mencatat produksi batu bara Indonesia setiap tahunnya mencapai 549 juta ton dengan cadangan sebesar 5,5 miliar ton. Dengan volume produksi sebesar itu, IEA menempatkan Indonesia sebagai negara keempat produsen batu bara terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Baca juga : Suspension Tower SUTET Roboh, 4 Pekerja Tewas dari Ketinggian
Untuk memroduksi batu bara sebesar 3,55 miliar ton setiap tahunnya, ada ratusan perusahaan tambang yang beroperasi di China. The Daily Records edisi 1 Februari 2019 bahkan melaporkan, terdapat sekitar 12.000 lokasi tambang batu bara di seluruh China.
Kendati demikian, dalam hal K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), industri pertambangan batu bara di China memiliki catatan paling buruk di dunia. Kecelakaan kerja fatal di area pertambangan batu bara di Negeri Tirai Bambu ini begitu sering terjadi. Ironisnya, kecelakaan kerja fatal itu nyaris seluruhnya terjadi di area tambang milik negara.
Pada tahun 2002, misalnya, jumlah pekerja tambang yang tewas ketika sedang bekerja di area-area pertambangan batu bara di China mencapai hampir 7.000 orang. Saat itu China menjadi sorotan dunia.
Pemerintah China berbenah. Dilakukan berbagai upaya perbaikan keamanan dan keselamatan di area tambang guna mengurangi kematian pekerja. Pada tahun 2016, para pejabat China mengklaim, jumlah kematian pekerja di tambang negara telah berkurang dalam satu dekade terakhir, setidaknya kurang dari 1.000 dalam setahun.
Baca juga : Pabrik Bioetanol Terbakar & Meledak, Satu Pekerja Tewas
Menurut Administrasi Keselamatan Tambang Batu Bara Nasional Cina, pada 2014 jumlah kematian pekerja di lokasi pertambangan tercatat 931 orang. Jumlah kematian pekerja tambang kemudian berkurang ke angka 375 orang di tahun 2017. Angkanya turun rata-rata 28,7 persen dari tahun ke tahun.
Tetapi klaim para pejabat dan data kecelakaan kerja yang belakangan acap dirilis Biro Keselamatan Tambang Batu Bara Nasional China itu, tak sepenuhnya dipercaya para aktivis. Beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) di China berpendapat, jumlah kematian pekerja tambang yang sebenarnya secara signifikan lebih tinggi dari angka yang diumumkan pemerintah.
Para aktivis HAM itu berdalih, dugaan angka kematian pekerja tambang jauh lebih tinggi dari angka kematian pekerja yang selama ini diumumkan pemerintah disebabkan buruknya sistem pelaporan kecelakaan kerja dan pengawasan usaha pertambangan di China yang buruk. (berbagai sumber/Hasanuddin)