• Ada pertanyaan/saran ?
  • +62 878 8386 0077
  • cs@indosafety.id
Logo weblogo web huruf putihLogo webLogo web
  • Home
  • Berita
  • K3
      • Pengetahuan Dasar K3
      • Profil K3 Indonesia
      • Kecelakaan Kerja
      • Penyakit Akibat Kerja
      • Asosiasi & Komunitas K3
      • PJK3
      • Regulasi & Standarisasi
      • Event K3
  • Keselamatan Umum
      • Anak & Perempuan
      • Bencana
      • Gedung & Bangunan
      • Kebakaran
      • Olahraga
      • Pariwisata
      • Pasien & Rumah Sakit
      • Produk & Konsumen
      • Rumah
      • Sekolah
  • Keselamatan Industri
    • Manufaktur
    • Migas
    • Minerba
    • Telekomunikasi
    • Pertanian
    • UMKM
  • Kampus
    • Suara Kampus
    • Penelitian
    • Info Loker
  • Opini
  • Tips Safety
  • About
  • Kontak Kami
Jasa Pendirian PT
7 Kegagalan Bendungan Besar Teburuk di Dunia (1)
17 Oktober 2020
7 Kegagalan Bendungan Besar Teburuk di Dunia (3)
20 Oktober 2020

7 Kegagalan Bendungan Besar Teburuk di Dunia (2)

20 Oktober 2020

Pencarian para korban runtuhnya bendungan tailing Val di Stava di Italia Utara, Juli 1985.

Share Yuk!

3. Bendungan St Francis, Amerika Serikat

Bendungan Saint Fransiskus dibangun karena Sungai Los Angeles tidak mampu memenuhi kebutuhan air warga Los Angeles, California, Amerika Serikat. Selain itu, air di Danau Owens cepat mengering. Disain dan konstruksi bendungan St Fransiskus dibuat oleh William Mulholand, yang sebelumnya sukses membangun bendungan Mulholand, juga di Los Angeles. Karenanya, dalam membangun bendungan St Fransiskus, William Mulholand benar-benar mengadopsi bendungan yang sebelumnya dibuat, bendungan Mulholand.

Pada hari Senin tanggal 12 Maret 1928, bendungan St Fransiskus runtuh dan menggelontorkan 24 juta m3 air yang langsung menerjang lembah Santa Clara dan menenggelamkan kota Santa Paula setinggi 6 meter. Banjir bandang akibat runtuhnya bendungan St Fransiskus tersebut menewaskan setidaknya 450 orang, termasuk 42 anak sekolah.

Hasil investigasi yang dilakukan kemudian hari menyimpulkan, bencana runtuhnya bendungan St Fransiskus ini murni kesalahan William Mulholand yang menyepelekan bahan dasar konstruksi bendungan dan kondisi geografis wilayah di mana bendungan itu dibangun. Kondisi geologi dari lokasi dibangunnya bendungan St Fransiskus berada pada wilayah paleomega landslide, yaitu tekstur tanah bebatuan yang labil.

Bendungan St Fransiskus di Los Angeles, California, Amerika Serikat ketika runtuh pada 12 Maret 1928

Bencana itu dipicu dari retakan pada struktural tambahan guna meningkatkan kapasitas air. Akibatnya bebatuan di bawah bendungan menjadi tidak stabil sehingga membuat bendungan pecah. Pada pagi hari sebelum bencana terjadi, ada laporan tentang kebocoran baru yang mengindikasikan air yang menggerus pondasi bendungan, akan tetapi Departemen Air dan Listrik sebagai pengelola bendungan St Fransiskus, menganggap bendungan aman-aman saja.

Nama bendungan : St Fransiskus

Lokasi bendungan : Los Angeles, California, Amerika Serikat

Waktu kejadian : Senin, 12 Maret 1928

Fungsi bendungan : Pasokan air

Kegagalan bendungan : Bendungan runtuh

Penyebab : – Bendungan dibangun di atas lahan labil

  • Kesalahan konstruksi

Volume air yang tumpah : 24 juta m3

Jumlah korban tewas : 450 orang

4. Bendungan Brumadinho, Brasil

Bendungan Tailing di Brumadinho, Brasil, runtuh pada 25 Januari 2019

Bendungan untuk menampung limbah tambang (tailing) milik perusahaan raksasa tambang “Vale” di tambang bijih besi Feijao di Brumadinho, negara bagian Minas, Brasil Tenggara, jebol pada Jumat (25/1/2019), menumpahkan jutaan m3 air dan lumpur, yang merupakan limbah pertambangan. Luapan air dari bendungan tersebut langsung menerjang dan menyapu ratusan pekerja tambang yang saat itu sedang menikmati istirahat makan siang.

Tidak ada bunyi sirine sama sekali, sebagai tanda peringatan akan ambruknya bendungan sehingga ratusan pekerja tambang yang tengah istirahat makan siang tersebut tidak memiliki persiapan sama sekali untuk tindakan menyelamatkan diri. Dalam hitungan menit sejak bendungan itu runtuh, jutaan meter kubik air dan lumpur beracun mengalir menuruni lembah, menelan segalanya dan semua orang di jalur yang dilintasinya. Hingga Juli 2019, korban tewas diperkirakan mencapai 300 orang. Angka korban meninggal dunia ini kemungkinan bisa bertambah mengingat masih banyak orang yang melapor kehilangan anggota keluarganya kepada petugas berwenang.

Hingga kini belum ada keterangan resmi yang dirilis pemerintah Brasil terkait penyebab jebolnya bendungan tailing milik perusahaan raksasa tambang “Vale” tersebut. Tetapi santer disebutkan, bendungan itu jebol karena adanya kesalahan pada konstruksi bendungan. Karena itu, pihak otoritas kehakiman setempat, selain menyeret para pejabat Vale ke persidangan, mereka juga membidik sebuah perusahaan konstruksi asal Jerman, Tuv Sud, karena dianggap berperan dalam ambruknya bendungan tailing itu.

Tuv Sud mengeluarkan sertifikasi layak atas konstruksi bendungan milik perusahaan raksasa tambang Vale di Brumadinho. Padahal, sejatinya, konstruksi bendungan tersebut rentan ambruk dan Tuv Sud sudah mengetahuinya sejak awal. Pihak otoritas kehakiman Brasil mengaku memiliki bukti berupa email analisis Tuv Sud tentang bendungan yang awalnya gagal memenuhi persyaratan resmi. Selain itu, konstruksi bendungan juga berdiri di atas tanah yang rentan mengalami likuifaksi.

Nama bendungan : Bendungan Brumadinho

Lokasi bendungan : Brumadinho, Minas, Brasil Tenggara

Waktu kejadian : 25 Januari 2019

Fungsi bendungan : Menampung limbah tambang (tailing)

Kegagalan bendungan : Bendungan runtuh

Penyebab : – Kesalahan konstruksi

Volume air dan lumpur yang tumpah : jutaan m3

Jumlah korban tewas : 300 orang

5. Bendungan Val di Stava, Italia

Air limbah membanjiri sungai ketika bendungan Val di Stava di Italia, runtuh pada 19 Juli 1985

Italia kembali berduka ketika bendungan dua bendungan tailing (bendungan yang dibangun untuk menampung limbah tambang) di atas desa Stava, Trentino, Italia Utara, mengalami kegagalan bendungan pada 19 Juli 1985. Peristiwa ini mengakibatkan 268 orang tewas, 63 bangunan hancur, dan delapan jembatan hancur.

Kegagalan bendungan terjadi ketika bendungan tailing di bagian atas jebol, yang menyebabkan runtuhnya bendungan tailing di bagian bawah. Sekitar 180.000 meter kubik lumpur, pasir, dan air dilepaskan ke lembah Rio di Stava dan menuju desa Stava dengan kecepatan 90 km/jam. Setelah menerjang desa, semburan terus berlanjut hingga mencapai Sungai Avisio sejauh 4,2 km dan menghancurkan segala benda yang dilintasinya.

Investigasi yang dilakukan di kemudian hari menyimpulkan bahwa bendungan tailing tersebut tidak dirawat dengan baik dan perusahaan tambang pemilik bendungan tersebut menyediakan anggaran untuk keamanan bendungan yang sangat minim. Tim investigasi menemukan adanya sebuah pompa di bendungan bagian atas yang digunakan untuk mengalirkan air limbah tambang (tailing) berada dalam kondisi melengkung akibat terlalu berat menahan beban sedimen, yang merupakan limbah dari aktivitas pertambangan. Hal ini memicu drainase bendungan bagian atas menjadi tidak efektif.

Pada saat bersamaan, air terus dipompa ke reservoir di belakang bendungan, sehingga terjadi ketidakseimbangan yang kemudian memicu tekanan pada tepi bendungan bagian atas meningkat. Air dan lumpur yang tidak mengalir akibat drainase rusak tadi, kemudian merembes tepian bangunan, menyebabkan tanah di dalamnya menjadi tak stabil hingga berujung dengan jebolnya tepian bendungan atas.

Air dan limbah tambang (tailing) yang mengalir dari bendungan atas dalam volume besar dan tekanan tinggi tersebut langsung menerjang bendungan bagian bawah. Akibatnya, bendungan tailing bagian bawah runtuh, 30 detik kemudian, dan menerjang apa saja yang dilintasinya.

Pada Juni 1992, 10 orang dinyatakan bersalah atas kegagalan bendungan tailing tersebut dan serangkaian aksi pembunuhan yang terjadi terkait kasus kegagalan bendungan tailing Val di Stava tersebut. (Hasanuddin/bersambung)

Nama bendungan : Val di Stava

Lokasi bendungan : Stava, Italia Utara

Waktu kejadian : 19 Juli 1985

Fungsi bendungan : Menampung limbah tambang (tailing)

Kegagalan bendungan : Bendungan runtuh

Penyebab : – Perawatan bendungan buruk

Volume air dan lumpur yang tumpah : 180.000 m3

Jumlah korban tewas : 268 orang

Bagikan !
77
Redaksi Indosafety
Redaksi Indosafety

Posting Terkait

Penandatanganan Pakta Integritas Keselamatan Konstruksi Layang di Citeureup, Kabupaten Bogor, Senin (12/4/2021). (Foto: Agniansyah/Forum QHSE BUMN Konstruksi)

15 April 2021

Kecelakaan Kerja Tinggi, Pakta Integritas Keselamatan Konstruksi Layang Ditandatangani


Selengkapnya
13 April 2021

9 Juta Tenaga Konstruksi Belum Bersertifikat


Selengkapnya
7 April 2021

Budaya Keselamatan Konstruksi Ditengah Pandemi Covid-19


Selengkapnya

Mezanine gedung BEI ambruk dan melukai 74 orang.

3 Februari 2021

Banyak Gedung Hunian & Perkantoran di Jakarta Tak Penuhi Syarat Keselamatan!!!


Selengkapnya
26 Januari 2021

Forum QHSE BUMN Konstruksi Mendeklarasikan Komitmen K2


Selengkapnya
26 Januari 2021

Pandemi Covid-19 Percepat Transformasi Digital K3 Konstruksi


Selengkapnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share Yuk !

Sign Up Newsletter !

KANAL

  • Anak & Perempuan
  • Bencana
  • Berita
  • Budaya K3
  • COVID-19
  • Event K3
  • Gedung & Bangunan
  • HEADLINE
  • Info Produk
  • Internasional
  • K3
  • Kampus
  • Kebakaran
  • Kecelakaan Kerja
  • Keselamatan Industri
  • Keselamatan Konstruksi
  • Keselamatan Umum
  • Lingkungan
  • Makanan
  • Manufaktur
  • Migas
  • Minerba
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pasien & Rumah Sakit
  • Penelitian
  • Pengetahuan Dasar K3
  • Penyakit Akibat Kerja
  • Produk & Konsumen
  • Profil K3 Indonesia
  • Regulasi & Standarisasi
  • Rumah
  • Sekolah
  • Sosok
  • Suara Kampus
  • Tips Safety
  • TOP TEN
  • Transportasi
  • UMKM
  • Wawancara Khusus

ADVERT

Pendirian PT dan Virtual Office Jakarta Selatan

TAGS

Adrianus Pangaribuan Bendungan BPJS Ketenagakerjaan Budaya K3 Budaya K3 Konstruksi covid-19 Data Kasus Kecelakaan Kerja DK3N Fakultas Vokasi K3 Uniba Gedung Utama Kejaksaan Agung Terbakar Isradi Zainal K3 kebakaran Kebakaran gedung utama kejaksaan agung Kebakaran tangki BBM Pertamina RU VI Balongan Kecelakaan bus maut Kecelakaan Kerja Kecelakaan Lalu Lintas Kegagalan bendungan Kemnaker Kesehatan Kerja Keselamatan anak Keselamatan api (fire safety) Keselamatan Bendungan keselamatan berkendara keselamatan di rumah Keselamatan gedung Keselamatan konstruksi Keselamatan Konstruksi Bendungan keselamatan lingkungan Keselamatan Migas keselamatan transportasi Pandemi Covid-19 Pariwisata Penyakit Akibat Kerja Permenaker No 09 tahun 2016 Pilkada serentak 2020 protokol kesehatan PT Pertamina (Persero) PT Waskita Karya (Persero) Tbk SIUMKM Uniba Universitas Balikpapan vaksinasi Covid-19 vaksin Covid-19 tiba di Indonesia
Ada Pertanyaan atau Saran? Hubungi Kami di sini! Telp/WA 0878-8386-0077
2020 | Copyright Indosafety.id | Design & Managed by Singcat Network
  • Ada pertanyaan/saran ?
  • +62 878 8386 0077
  • cs@indosafety.id